Darimana datangnya perasaan jika bukan dari hati, darimana munculnya pertanyaan jika tidak dari akal (logika). Dua hal yang sangat penting dalam kehidupan, sangat menunjang untuk menghadapi apapun dalam kehidupan yang tak terbaca ini. Tak ada yang bisa menebak kehidupan akan seperti apa kedepannya, mungkin sebagian ada yang bisa namun sepertinya tak akan mulus semuanya. Perkiraan hanyalah perkiraan tanpa sebuah kepastian. Semua sudah terencana dengan baik tanpa ada ikut campur dari apa yang kita rencanakan, apa yang kita rencanakan hanyalah beberapa persen dari skala 1 - 100. Ada kalanya kita hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi setelah semuanya pasrah dan percaya bahwa apapun yang akan terjadi adalah yang terbaik, meskipun kenyataannya adalah buruk. Hati memang dominan ketika keadaan kita sedang terpuruk, berupaya untuk memaklumi atas ketidakberuntungan yang terjadi di hari ini. Entah dengan esok hari apa yang akan terjadi, apakah akal yang akan lebih dominan atau tetap hati yang menyalip lagi perannya. Tak ada yang tahu, namun semuanya harus dipersiapkan untuk menghadapi hidup yang tak bisa diprediksi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglCWdNASOD-DA9ZcfgzhreNtorR974U0sKnUIa_Up-mqo98huuglwONyQ99xrWiUNZVAS8KILW9VdwLZXSz7sPeCVLn4YFy10DEUBUbCjXS2rnd4yfwi79gGeW56sEbS367HKirA-4N27y/s320/perihal+logika+dan+perasaan.jpeg) |
Perihal Logika dan Perasaan |
Mungkin hanyalah sebuah perasaan saja yang tidak melibatkan kedua belah pihak, hanya sepihak saja sepertinya. Namun perasaan pun harus diperkuat dengan alasan-alasan dan kemungkinan yang logis. Bagi sebagian orang mungkin ini adalah suatu hal yang mustahil karena berusaha menyatukan antara logika dan perasaan dan itu adalah dua hal yang berbeda. Tapi menurutku, menyatukan hati dan logika adalah perlu, karena untuk tahu kenapa bisa ada perasaan terhadap sesuatu itu adalah hal yang normal. Dengan menganalisa faktor apa yang bisa membuat perasaan itu muncul menggunakan akal dan logika bisa memperkuat alasan kenapa munculnya perasaan terhadap sesuatu. Bukankah sebuah perasaan itu tak hanya menyerahkannya kepada hati begitu saja? Justru apa yang membuat kita mempunyai rasa terhadap sesuatu itu adalah alasan kenapa kita mempunyai perasaan. Serumit itu memang untuk berusaha meyakinkan perasaan dengan menggunakan akal dan logika. Memang sebuah perasaan tak harus dipertanyakan. Ya! Itu bagi orang-orang yang menyerah dengan kelemahan perasaannya sendiri. Jika kau sesimpel itu dalam menafsirkan perasaan, maka aku serumit ini dalam menafsirkan penasaran atas perasaan.
Tak perlu disamaratakan dengan semua orang, pandangan orang terhadap sesuatu memang berbeda-beda dan itu merupakan hak kebebasannya dalam menjalankan fungsi akal dan hatinya masing-masing. Justru jika semuanya kompak dalam kesamaan tak akan ada pepatah bahwa "Perbedaan itu indah, dan membawa berkah." Semua orang berdiri diatas keyakinan dan pemikirannya sendiri, meskipun sudah ada campur tangan dari oranglain di sebagian hidupnya. Jika bukan untuk bersosial berinteraksi dengan orang lain lalu tujuan manusia itu apa? Selain belajar mengamati, mendengarkan, dan memahami. Itu merupakan siklus yang terus menerus terjadi dari hari menuju hari berikutnya, setiap hari disuguhi dengan perbedaan dan kesamaan terhadap perspektif sudut pandang. Merasa senang jika ada oranglain yang mempunyai kesamaan dengan diri kita sendiri, begitupun sebaliknya. Memang seperti itu, pengakuan dan ingin diakui adalah siklus sosial yang wajar selama masih dalam batas koridor yang normal. Semoga dengan menggunakan logika dan perasaan dalam semua hal bisa diakui sebagai bentuk rasa syukur kita sebagai makhluk.
Komentar
Posting Komentar